Kota Hujan, 15 Juni 2014
Teruntuk
Bapak
Assalamu’alaikum
wr. wb.
Bagaimana kabar Bapak dan Ibu di sana? Semoga sehat dan selalu dalam
lindungan Allah. Bulan ini genap sudah lima tahun Ananda merantau di kota orang
untuk bekerja. Terima kasih atas kepercayaaan yang Bapak dan Ibu berikan kepada
Ananda. Ananda berjanji akan menjaga kepercayaan itu..
Ananda bersyukur karena bisa bekerja di perantauan, sehingga bisa hidup
mandiri dan tidak lagi menjadi beban. Meski di sisi lain, Ananda merasa rindu
dengan keluarga dan kampung halaman. Pertemuan yang hanya dua kali setahun
rasanya belum cukup untuk mengobati rindu, semoga surat ini bisa menjadi penawarnya.
Waktu memang seperti kereta, begitu cepat. Tak terasa, seperempat abad sudah
Ananda menjalani roda kehidupan. Dua puluh lima tahun yang lalu, Ananda lahir
ke dunia. Takdirlah yang mempertumakan kita. Dan kini putrimu telah dewasa
Bapak, di usiamu yang sudah menginjak kepala enam, mungkin belum banyak
yang Ananda berikan untuk membalas semua yang telah Bapak berikan. Masih jelas
di ingatan, bagaiman kerasnya perjuangan Bapak untuk menafkahi keluarga. Kulit
yang legam karena sengatan mentari menjadi saksi bagaimana tangan kokohmu harus
mengayunkan cangkul untuk menggarap sawah. Pada bulir-bulir padi yang kau tanam
dan kau rawat itulah kau menggantungkan harapan. Tak ada baju dinas berdasi
yang Bapak kenakan saat bekerja, hanya topi, kaos dan celana panjang yang
digulung hingga dengkul. Tak ada motor atau mobil mewah yang mengantarmu, hanya
sepeda ontel tua yang kau kayuh. Tapi Ananda tetap bangga dengan semua itu.
Tak ada teriakan atau bentakan yang melekat di ingatan. Tak ada pukulan
atau jeweran di telinga. Seingatku, bahkan bapak tak pernah marah. Jika Bapak
diam, itu artinya Bapak sedang marah. Bukankah beegitu? Ananda juga bersyukur
Bapak tidak merokok, meski Kakek seorang perokok aktif. Karena dengan tidak
merokok, Ananda tidak perlu terlalu khawatir dengan kesehatan Bapak.
Banyak yang
Ananda pelajari dari Bapak. Selain menjadi ayah yang baik, bapak juga adalah
sosok suami yang baik. Bapak tidak pernah mengeluh. Bapak juga tidak pernah
mencela makanan, selalu menyantap apa yang Ibu masak. Mau membantu pekerjaan
rumah. Bahkan Bapak juga tak segan-segan menjahitkan baju Ibu yang robek.
Ananda berdoa semoga Ananda kelak mendapatkan suami seperti Bapak. Mungkin
benar kata pepatah “Dad is a
daugther's first love” Bapak adalah cinta pertama Ananda sebelum Ananda jatuh
cinta kepada laki-laki lain.
Hari ini adalah Hari Ayah Sedunia, Ananda ucapkan “Selamat Hari Ayah
Se-dunia”. Terima kasih, atas kerja keras, kasih sayang, doa, keringat dan
nasihat yang telah Bapak berikan untuk Ananda. Maaf jika Ananda pernah membuat
Bapak kecewa atau berbuat salah. Ananda bangga kepada Bapak. Semoga Ananda bisa
menjadi anak yang berbakti dan membahagiakan orang tua. Peluk dan cium dari Ananda
untuk Bapak dan Ibu tercinta.
Wassalamu’alaikum
wr. wb.
*Surat ini ditulis untuk mengikuti sayembara SURAT UNTUK BAPAK yang diadakan GAGAS MEDIA untuk memperingati International Father's Day
Ini dia fotoku bersama Bapak. Diambil saat hari Idul Fitri tahhun 2013. Mirip kan? Like father, like daughter. :)
Wah, pasti Bapakknya juga bangga punya anak mandiri kaya kaka ini :D
BalasHapusGoodluck yah buat lombanya, semoga menang ^^
Makasih. Makasih juga sudah berkunjung.
Hapus:)
Aku juga kangen bapakkuuuuu......
BalasHapusHiks... :'(
luar biasa
BalasHapusLuar biasa karyamu dek yuni😙😙😙
BalasHapusKu jg kangen bapak disurga😭😭😭
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus