.

Mengenai Saya

Foto saya
Klaten , Jawa Tengah, Indonesia
Suka ikutan kuis, lagi belajar nulis, narsis, kadang suka nangis.

Jumat, 17 April 2015

KUIS KATA KOTA KITA




Postingan ini saya buat untuk mengikuti kuis #KataKotaKita yang diadain di twitter.
Semoga dapat bukunya gratis. Amin! Soalnya covernya kece badai, isinya juga pasti lebih kece.

Oke langsung saja ....

AKU PILIH PERANCIS!!




Kenapa eh, kenapa?


Alasan utamanya adalah karena menurutku kota ini adalah kota yang romantis. Apalagi setelah nonton film Eifel I’m in Love. Ah, makin jatuh cinta sama Paris!! Pasti banyak yang sependapat dengan saya. Betul? *ketahuan tuanya Ha ha
Tapi saya bangga menjadi anak 90an.

Buat yang lahir, jauh setelah saya, ini saya kasih gambarnya aja ya.


Film yang diadaptasi dari sebuah novel teenlit best seller, EIFFEL... I'M IN LOVE ini pasti bikin semua orang bermimpi bisa pergi ke Paris dan melihat secara langsung menara Eifel bersama pasangannya. *termasuk saya.



Banyak yang bilang kalau Bahasa Perancis adalah bahasa yang seksi. Hmm, kalau ada cowok yang bisa bahasa Perancis kayaknya memang terlihat makin maskulin. Ada scene pas Samuel Rizal ngomong bahasa Perancis di dalam film ba EIFFEL... I'M IN LOVE. 




Selain itu, Paris dikenal sebagai kota mode. Bagi para fashionista, kota ini adalah surganya. Paris adalah kota yang tepat untuk berbelanja produk bermerek, seperti Louis Vuitton, Hermes, Chanel, dan Balenciaga.
Pengen bikin tokoh cerita seorang fotografer yang jatuh cinta sama seorang designer. He … he …

Jadi nanti mereka berdua bakalan jalan-jalan ke tempat-tempat menawan dan bersejarah di Paris.
Berkeliling kota Paris dengan mobil 2CV. Mobil kuno dengan atap terbuka yang juga menjadi simbol kota Paris. Menyusuri sungai Seine dan makan malam romantis di dalam kapal. Wuiiih romantis banget kan pastinya?

Menara Eiffel yang berdiri di ketinggian 300 meter, pasti makin romantis di malam hari dengan gemerlapnya lampu warna-warni.

Terus jalan-jalan mengunjungi Museum Louvre melihat langsung lukisan Mona Lisa, mahakarya yang begitu mendunia hasil goresan Leonardo da Vinci. 

Tak ketinggalan ada Tembok Cinta merupakan karya seniman Fréderic Baron dan Claire Kito. Tembok Cinta yang tepatnya berada di daerah Abbesses, Montmarte. Terakhir, ada Jembatan Harapan. Konon legenda mengatakan kalau apapun yang diungkapkan di atas jembatan dan menguncinya dengan ciuman mampu menjadi kenyataan. Ah! Pasti so sweet banget kalau adegan ini di cerita.

Sabtu, 11 April 2015

[REPOS] Blogtour + Review + Giveaway Novel: To All the Boys I've Loved Before - Jenny Han



Judul: To All the Boys I've Loved Before
Penulis: Jenny Han
Penerbit: Penerbit Spring
Halaman: 382 halaman
Terbitan: April 2015

Lara Jean menyimpan surat-surat cintanya di sebuah kotak topi pemberian ibunya.

Surat-surat itu bukan surat cinta yang ditujukan untuknya, tapi surat yang ia tulis. Ada satu surat untuk setiap cowok yang pernah ia cintai—totalnya ada lima pucuk surat. Setiap kali menulis, ia mencurahkan semua perasaannya. Ia menulis seolah-olah mereka tidak akan pernah membacanya karena surat itu memang hanya untuk dirinya sendiri.
Sampai suatu hari, semua surat-surat rahasianya itu tanpa sengaja terkirimkan—entah oleh siapa.

Saat itu juga, kehidupan cinta Lara Jean yang awalnya biasa-biasa saja menjadi tak terkendali. Kekacauan itu melibatkan melibatkan semua cowok yang pernah ia tulis di surat cintanya—termasuk cinta pertamanya, pacar kakaknya, dan cowok terkeren di sekolah.

Review

"To All the Boys I've Loved Before" bercerita tentang Lara Jean Song, seorang gadis keturunan Amerika-Korea. Sebagai seorang gadis yang tergolong "rumahan" dan agak tertutup, Lara tidak pernah menyatakan perasaannya pada cowok-cowok yang dia sukai. Sebagai gantinya, dia menulis sebuah surat cinta pada mereka, lalu menyimpannya di dalam sebuah kotak.

Surat-surat cintaku itu bukan seperti surat cinta pada umumnya. Semua kutulis di saat aku tidak ingin mencintai mereka lagi. Semua kutulis sebagai salam perpisahan. Karena setelah menulisnya, aku tidak lagi dikuasai rasa cinta yang menghabiskan segalanya. -Lara Jean (hal. 5)


Kehidupan Lara yang awalnya tenang dan biasa saja mulai berubah saat Margot, kakaknya, pergi kuliah di Skotlandia. Belum hilang rasa kagoknya karena kini dialah anak tertua di rumah, Lara mendapati bahwa surat-surat cintanya telah terkirim, dan kini para cowok yang menerima surat itu datang untuk mengonfrontasi Lara soal surat itu.

Sukaaaa banget sama buku ini. Buku ini rasanya komplit banget. Ada masalah cintanya, ada masalah keluarganya, hingga masalah pertemanan juga ada. Membaca kisah Lara Jean membuat saya tertawa, merasa hangat, serta tersenyum sendiri saat mengikuti kisah cintanya.

Saya suka banget dengan keluarganya Lara, yang hanya terdiri dari seorang ayah dan ketiga putrinya. Mereka akrab, tapi sangat terasa dinamikanya. Buat yang punya saudara, pasti bisa paham deh dengan pergulatan yang Lara alami di sepanjang cerita. Bukan hanya soal Lara yang diam-diam suka sama pacar kakaknya, tapi juga soal Lara yang tiba-tiba kelimpahan semua tanggung jawab Margot selama ini.

Dan soal percintaannya, duh, si Lara ini sukses bikin senyum-senyum sendiri. Hubungannya Lara dengan salah satu cowok di buku ini sangat berkesan buat saya. Manis, tapi juga penuh ketidakpastian dan rasa ragu-ragu. Rasanya sangat nyata buat saya mengingat keduanya masih remaja dan pastinya belum yakin juga dengan masa depannya sendiri.

Secara keseluruhan, saya merekomendasikan novel "To All the Boys I've Loved Before" untuk pembaca yang suka kisah cinta remaja yang manis, tapi juga terasa nyata. Atau kamu lebih suka kisah dengan unsur keluarga yang kental? Baca buku ini, deh.


Giveaway! Kali ini dari Penerbit Spring akan memberikan 2 novel "To All the Boys I've Loved Before". Cara ikut GA? Simak aturan ini dulu, lalu isi Rafflecopter di bawah.

  1. Peserta berdomisili di wilayah Indonesia.
  2. Buku hadiah akan dikirimkan oleh Penerbit Spring
  3. Silakan mengisi kolom Rafflecopter di bawah ini.
  4. Giveaway berlangsung dari 10 April 2015 - 24 April 2015.
  5. Keputusan pemenang tidak dapat diganggu gugat.
  6. Bila dalam 48 jam tidak ada respon dari pemenang, maka akan dipilih seorang pemenang baru.
Yang mau ikutan GAnya silakan meluncur ke http://kireinasekai.blogspot.com/2015/04/blogtour-review-giveaway-novel-to-all.html

Selasa, 24 Maret 2015

Review Morning, Gloria By Devi Eka



Morning, Gloria By Devi Eka

 


Judul                          : Morning Gloria
Penulis                       : Devi Eka
Editor                         : Floria Aemilia
Desainer cover          : Aan_Retiree
Layouter                    : Fitri Raharjo
Pracetak                    : Endang       
Penerbit                     : de TEEN
Terbit                         : April 2014
ISBN                          : 978-602-255-563-6






Gloria, ia tak menyukai senja. Baginya, senja hanya akan memadamkan semua harapannya. Namun, kini seorang lelaki senja hadir dan menelusup ke dalam hatinya.



Avond, seorang lelaki yang mencintai masa lalunya. Segenggam cinta yang tak tersampaikan. Sebongkah rindu yang tak pernah usai. Tapi, itu dulu, sebelum gadis fajar itu muncul di hadapannya


Kisah gadis fajar dan lelaki senja. Ke mana cerita mereka bermuara? Ataukah mereka akan seperti fajar dan senja yang tak pernah bertemu?

***

Pertama kali lihat covernya langsung jatuh cinta. Suka banget dengan gambar ilustrasi mataharinya. Tahun lalu, tahun 2014 pas novel ini terbit sempet ikutan kuisnya, tapi belum beruntung. Tahun 2015 penulisnya ngadain kuis di twitter dan alhamdulillah menang. Mungkin benar kata pepatah kalau jodoh, tak lari kemana. He … he …

Salut deh sama Devi Eka, cewek kelahiran 17 Februari thn1993 ini udah nerbitin dua  novel. Morning, Gloria adalah novel keduanya setelah tahun 2013 nerbitin The Love Is (not) Blue. Hari ulang tahunnya cuma beda dua hari sama saya, tapi tahunnya beda empat tahun.  Saya yang empat tahun lebih tua aja belum nerbitin novel. *malah curhat

Oke, kembali ke laptop. *dari tadi bukannya udah di depan laptop ya?

Sesuai dengan judul novelnya, Gloria adalah tokoh utama dalam novel ini. Nama lengkapnya Gloria Reytafa, gadis asal Banyuwangi yang kuliah di Fakultas Sastra di Universitas Leiden di Belanda. Dan di universitas itulah Gloria bertemu dengan Avond Van der Linden, sang lelaki senja. Avond adalah seorang berkebangsaan Belanda yang menjadi asisten dosen di kampus Gloria. Gloria jatuh cinta pada Avond yang begitu perhatian. Tapi Gloria merasa Avond masih menyimpan cinta untuk sang mantan. Gloria bingung perasaan Avond yang sebenarnya. Karena Avond belum menyatakan cintaya kepada Gloria secara terang-terangan. Dan perasaan Gloria tambah galau ketika tahu Bella, teman dekatnya sepertinya punya hubungan khusus dengan Avond.  

Yah, memang biasanya memang butuh kepastian, kan? Nggak mau digantung perasaannya. Emang jemuraaan? #eaaaa

Saat Gloria belum mendapatkan kepastian perasaan Avond, Gloria harus pulang ke Banyuwangi. Ada kabar kalau ibu Gloria sakit. Tapi ternyata kabar itu hanya bohong belaka. Ibunya ternyata hanya kangen, dan Kak Nervia, kakak sepupu Gloria akan bertunangan.
Saat di Banyuwangi, Gloria bertemu dengan Bara. Lelaki menyebalkan yang memanggil Gloria dengan “gadis Judes”.  Tapi ternyata Bara adalah teman waktu kecil Gloria yang sudah berpisah selama sembilan tahun. Bara yang dulu dipanggil Gloria dengan panggilan Oni, memberikan kesan mendalam dengan menghadiahkan Gloria sebuah kamera. Yang membuatnya menyukai dunia fotografi.

Dan tanpa disangka, ternyata mantan pacar Avond adalah Kak Nervia, kakak sepupu Gloria. Saat Gloria diwisuda, Kak Nervia datang ke Belanda untuk memberikan kejutan dan ucapan selamat.

Dan di saat Gloria masih menata hatinya, datang sebuah musibah yang membuat Gloria terpuruk.
Untuk akhir cerita sengaja nggak aku tulis ya, soalnya takut spoiler. He he …

Overall, suka sama novel ini. Setting Belanda cukup kuat dengan perjalanan-perjalanan wisata yang Gloria dan Avond ke beberapa tempat seperti kampung nelayan di Volendam dan Keukenhof. Font dan jenis kertas cukup nyaman untuk dibaca. Lay out di dalamnya juga cantik dengan hiasan bunga. Bahasanya puitis dan mendayu-dayu, juga ada beberapa selipan lirik lagu. Tapi terlalu banyak kebetulan dalam novel ini, dan konflik kurang terasa di awal-awal. Menurut saya ada bebarapa bagian bab di awal yang mungkin bisa dipangkas agar pembaca tidak bosan.

Yang bikin saya suka dengan novel ini, banyak kalimat puisitis yang menjadi favorit. 


  1. Cinta. Flora yang tumbuh karena memang kita tanam dan dinanti. Tetapi, terkadang ia tumbuh sendiri. Cinta yang pertama ialah cinta yang memang ingin kita miliki dan kita sadar akan hal itu. Cinta yang kedua adalah cinta pandangan pertama ketika ada getaran di dalam dada saat bertemu. (hal.37-38)
  2. Berbagilah. Bukan berbagi masalah dengan orang lain, tapi berbagi cerita dengannya. Karena, siapa tahu orang itu bisa membantu meringankan masalahmu. (hal. 34) 
  3. Mengenal lelaki itu seperti fajar di pagi hari. Enggan untuk berpaling, karena terlalu indah. (hal. 75) 
  4. Namun gadis itu masih ragu untuk mengartikan segala kebaikan lelaki itu. Isyaratnya masih tak dimengerti oleh hatinya yang buta. (hal. 75)  
  5. Ada kalanya kita akan mengalami perjuangan yang begitu berat, yang mebuat kita tiada daya untuk bertahan, namun kita harus tetap bisa hidup. Dan, setelah itu kita akan merasakan indahnya hasil dari perjuangan kita. Bukankah setiap kesulitan itu selalu ada kemudahan?  (hal. 84) 
  6. Tolong ajari aku supaya bisa menjadi sepertimu. Mmapu tertawa dan melupakan semua kesedihan.Selalu tersenyu meski terluka. (hal. 90)
  7. Hidup itu sepereti kamera. Cukup fokus pada yang penting dan jepret saat-saat yang bagus, lalu hasilkan dari negatifnya. (hal. 99)  
  8. Tersenyumlah denga hati. Dan kau akan tahu, betapa dahsyat dampak yang muncul dari senyumanmu itu. Senyumlah meski dlam kesusahan, maka kau akan belajar tabah. (hal. 100) 
  9. Aku akan tetap mnecitaimu,meski kau tak bisa kurengkuh dalam pelukanku. Karena cinta ada pada jiwa,bukan pada fisik. (hal. 108) 
  10. Cinta bukan seperti rasa suka yang sederhana. Bukan pula rasa kagum yang sementara.Ia akan terlihat lebih rumit. (hal. 222)  
  11. Aku ingin mencintaimu dengan caraku yang tak sempurna. (hal. 242)